Tag: EPIDEMIOLOGI
METODE EPIDEMIOLOGI
Dalam epidemiologi, terdapat tiga tipe pokok pendekatan atau metode.
1. Epidemiologi Deskriptif (Descriptive Epidemiology)
Epidemiologi deskriptif merupakan pengumpulan data dasar terhadap ketiga faktor penentu kejadian penyakit, yang terdiri atas induk semang (hospes), agen penyakit, dan lingkungan tempat terjadinya penyakit. Dalam epidemiologi ini, dipelajari secara umum dan lengkap ketiga faktor penentu kejadian penyakit tersebut, di samping itu, dalam epidemiologi ini diamati berbagai faktor yang mungkin sebagai penyebab penyakit. Epidemiologi deskriptif, biasanya merupakan tahapan awal dalam pendekatan epidemiologi, dan data yang dikumpulkan meliputi indentifikasi induk semang (hospes) yang terserang penyakit dan keadaan lingkungan tempat terjadinya penyakit tersebut. Dalam epidemiologi deskriptif, dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variabelnya yang terdiri atas hospes (induk semang), tempat (pla-ce), dan waktu (time).
Dalam hospes dibahas peranan umur dan jenis kelamin terhadap terjadi penyakit. Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam berbagai penyelidikan epidemiologi. Berbagai angka morbiditas/kesekian dan mortalitas/kematian, dalam hampir semua keadaan menunjukkan adanya hubungan dengan umur. Kepekaan hewan terhadap berbagai penyakit, sangat erat hubungannya dengan umur hewan. Hewan muda pada umumnya lebih rentan terhadap berbagi penyakit jika dibandingkan dengan hewan dewasa. Demikian pula, jenis kelamin hewan erat hubungannya dengan kepekaan terhadap berbagi penyakit. Hewan betina lebih sering terserang penyakit brucellosis dan trichomoniasisᆳpada hewan jantan. Kejadian ini diduga karena faktor genetik atau perbedaan hormonal.
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit serta dapat memberikan penjelasan mengenai penyebab penyakit. Hal-hal yang memberikan kekhususan pola penyakit di suatu daerah adalah keadaan lingkungan yang khusus seperti temperatur, kelembaban, curah hujan, ketinggian di atas permukaan laut (dataran tinggi/rendah), keadaan dan sumber air minum. Banyak penyakit hanya ditemukan pada daerah tertentu. Misalkan, penyakit demam kuning (yellow fever), kebanyakan terjadi di Amerika Latin. Distribusinya disebabkan oleh adanya “reservoir” infeksi (manusia dan kera), vektor (Aades aegypty), penduduk yang rentan, dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen penyebab/etiologis penyakit. Berbagai contoh penyakit yang terbatas pada daerah tertentu atau frekuensinya tinggi pada daerah tertentu, misalnya Schistosomiasis di daerah yang banyak terdapat keong (Lembah Nil, Jepang); gondok endemic (endemic goiter) di daerah yang kekurangan zat yodium.
Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar dalam analisis epidemiologi, oleh karena berbagai perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan berbagai faktor penyebab/perubahan angka morbiditas/ kesakitan, kejadian penyakit dibedakan menjadi: 1) fluktuasi jangka pendek, yaitu perubahan angka morbiditas terjadi dalam beberapa jam (misalnya epidemi keracunan makanan), hari, minggu, (epidemi influenza), dan bulan (epidemi cacar); 2) perubahan secara siklus, yaitu berbagai perubahan angka morbiditas terjadi secara berulang antara beberapa hari, bulan (musiman), dan tahun (peristiwa semacam ini dapat terjadi baik pada penyakit infeksi maupun penyakit non-infeksi yang ditularkan melalui vektor pada siklus tertentu); dan 3) berbagai angka morbiditas yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau puluhan tahun, yang desebut ‘secular trens’.
2. Epidemiologi Analitik (Analytic Epidemiology)
Pendekatan atau studi ini digunakan untuk menguji data dan informasi yang diperoleh dalam studi epidemiologi deskriptif. Data tersebut dianalisis secara cermat terhadap kejadian penyakit. Da-lam pendekatan ini, dilakukan penelusuran ulang ke belakang dengan menganalisis berbagai data yang ada hubungannya dengan penyakit tersebut, untuk dapat membantu menemukan penyebab penyakit tersebut.
Ada dua studi tentang epidemiologi ini, yaitu:
a. Studi Riwayat Kasus
Studi riwayat kasus membandingkan dua kelompok orang/hewan, yakni kelompok yang terkena penyakit dibandingkan dengan kelompok yang tidak terkena penyakit (kelompok kontrol). Sebagai contoh, ada hipotesis yang menyatakan bahwa penyebab utama kanker paru adalah rokok. Untuk menguji hipotesis ini, diambil sekelompok orang penderita kanker paru. Kepada penderita ini, ditanyakan ihwal kebiasaan merokok. Dari jawaban pertanyaan tersebut, terdapat dua kelompok, yakni penderita yang mempunyai kebiasaan merokok dan penderita yang tidak merokok. Kemudian data kedua kelompok ini diuji dengan statistik, apakah ada perbedaan yang bermakna di antara kedua kelompok tersebut.
b. Studi Kohort (Cohort Studies)
Dalam studi ini sekelompok orang/hewan dipaparkan (expo-sed) pada suatu penyebab penyakit (agent), kemudian diambil sekelompok orang/hewan lain yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan oleh penyebab penyakit; kelompok kedua ini sering disebut sebagai kelompok kontrol. Antara kedua kelompok ini kemudian dibandingkan, dan dicari perbedaan di antara keduanya tersebut apakah bermakna atau tidak. Sebagai contoh, untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor utama penyebab kanker paru, diambil dua kelompok orang. Kelompok satu, terdiri atas orang-orang merokok dan kelompok lainnya terdiri atas orang-orang yang tidak merokok. Kemudian diperiksa apakah ada perbedaan pengidap kanker paru antara kelompok perokok dan kelompok tidak perokok.
3. Epidemiologi Eksperimen (Experimental Epidemiology) Studi ini melakukan eksperimen (percobaan) kepada kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenai percobaan). Sebagai contoh, untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin tersebut. Sementara itu, diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang diberikan placebo. Setelah beberapa tahun kemudian, dilihat berbagai kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan kelompok kontrol. Inti dari epidemiologi eksperimental adalah untuk mencari penyebab/kausa dari suatu penyakit.