WISATA RAMAH MUSLIM, Wisata Halalan Thayyiban.

Agustus 28, 2022

Penulis: Jaharuddin, Andry Priharta, Gunawan Yasni, Nur Asni Gani, Rony Edward Utama, Medo Maulianza.

“Industri halal baik makanan maupun pariwisata halal di Indonesia belum cukup berkembang. Padahal, potensinya sangat besar. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, tingkat kesejahteraan masyarakat muslim juga semakin meningkat. Indonesia memiliki kelas menengah muslim yang cukup besar”. (Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP. Muhammadiyah; Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

“Ekonomi dan keuangan Syariah, termasuk industri halalan thayyiban, adalah kegiatan muamalah antar manusia yang diperuntukkan untuk manusia sekalian alam. Bahasa halus wisata ramah muslim yang sering dikatakan banyak pihak tidak lain tidak bukan adalah Wisata Halalan Thayyiban yang di dalamnya adalah diperuntukkan bukan hanya untuk muslim saja tapi untuk semuanya termasuk preservasi alam semesta”. (Gunawan Yasni, Pakar Ekonomi Syariah).

“Kami menyambut baik penulisan dan penerbitan buku ini. Bagi kami, buku yang diterbitkan ini sangat penting dan memiliki makna yang strategis. Keberadaan buku ini menjadi semacam guide (panduan), benchmarking (perbandingan) yang akan membantu mengembangkan potensi pariwisata halal di Indonesia, serta mengetahui tantangan apa saja yang akan dihadapi dalam proses pengembangannya”. (Sapta Nirwandar, Pemerhati Pariwisata Indonesia dan Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Center).

Peradaban melahirkan kebutuhan wisata, kehidupan yang seimbang akan melahirkan wisata. Pariwisata adalah sektor yang menopang ekonomi, Indonesia merupakan negara yang memiliki spot yang sangat indah, manusia yang ramah, jiwa pelayanan yang baik, maka sektor pariwisata merupakan sektor andalan. Selama pandemi, sektor pariwisata dihantam badai, secara bertahap dan meyakinkan sektor pariwisata akan pulih, pemulihan membutuhkan energi dan makna baru pariwisata, bukan hanya healing, juga nilai dan makna dari perjalanan, karenanya wisata ramah muslim, wisata halalan thayyiban akan menjadi solusi.

Wisata tidak hanya enjoy, refresh juga penuh makna, wisata yang bebas tanpa nilai akan melahirkan healing sesaat, saat berwisata enjoy, setelah itu kembali dengan hati yang gersang, karena wisata difahami hanya memenuhi kebutuhan jiwa dari kepenatan, wisata ramah muslim, bukan hanya memenuhi kebutuhan jiwa, juga memberi asupan yang cukup terhadap jiwa.

Buku ini terdiri dari 18 bab, Bab 1 Sejarah Wisata Ramah Muslim. Bab 2 Kriteria Wisata Ramah Muslim. Bab 3 Wisata Ramah Muslim di Korea Selatan. Bab 4 Wisata Ramah Muslim di Inggris. Bab 5 Wisata Ramah Muslim di Rusia. Bab 6 Wisata Ramah Muslim di Malaysia. Bab 7 Wisata Ramah Muslim di Maroko. Bab 8 Wisata Ramah Muslim di Thailand. Bab 9 Wisata Ramah Muslim di Uni Emirates Arab. Bab 10 Wisata Ramah Muslim di Jepang. Bab 11 Wisata Ramah Muslim di Turki. Bab 12 Wisata Ramah Muslim di Sumatra Barat. Bab 13 Wisata Ramah Muslim di Nusa Tenggara Barat. Bab 14 Wisata Ramah Muslim di Kepulauan Riau. Bab 15 Wisata Ramah Muslim di Kalimantan Timur. Bab 16 Wisata Ramah Muslim di Yogyakarta. Bab 17 Wisata Ramah Muslim di Aceh. Bab 18 Wisata Ramah Muslim di Jakarta.