Tag: hoaks dalam islam

SEJARAH HOAKS DALAM ISLAM

Berita hoaks itu muncul bersamaan dengan peristiwa sejarah Islam. Hoaks pernah muncul sehabis perang dengan Bani Musthaliq di bulan Syakban 5 Hijriah. Perang tersebut diikuti oleh Nabi dan Aisyah, istri Nabi; serta kaum munafik.

Persepsi muncul ketika rombongan Nabi melihat Aisyah datang bersama Shafwan. Oleh kaum munafik, situasi tersebut dibuat berita hoaks. Tidak memakan waktu lama, berita Aisyah dan Shafwan tersebar sehingga menimbulkan keguncangan di kalangan kaum muslimin. Dari kisah tersebut, Allah menurunkan firman melalui surah an-Nur: 11-12 dan an-Nur: 19. Ayat itu menerangkan mereka yang menyebarkan berita bohong akan mendapatkan siksa yang amat pedih. Berita bohong atau hoaks tumbuh subur mewarnai dinamika masyarakat Indonesia dewasa ini. Penyebarannya yang cepat dan luas terutama  melalui media sosial cukup mencemaskan. Hoaks memang bisa ada di mana saja dan sudah ada sejak dulu. Namun, berkembangnya hoaks di negeri ini terasa memprihatinkan mengingat masyarakat Indonesia dikenal berbudaya santun dan menjadikan agama sebagai hal yang penting.

Dalam bukunya, Klarifikasi Al-Qur’an Atas Berita Hoax, Idnan A. Idris mencoba menghadirkan pemahaman dan perenungan mengenai fenomena hoaks. Dengan mengambil tinjauan dari sudut  pandang Islam dengan sumber utama Al-Qur’an. Seperti diketahui, hoaks adalah berita bohong atau berita palsu yang sengaja dibuat serta disebarkan untuk menipu dan membelokkan kebenaran. Al-Qur’an memerinci tentang fenomena hoaks dan menganggapnya sebagai masalah penting.

Pada masa Rasulullah kebohongan-kebohongan banyak berasal dari kaum kafir dan Yahudi, meski ada juga orang-orang Islam yang ikut menyebar hoaks dengan berbagai alasan. Atas munculnya berbagai kabar bohong tersebut Allah menurunkan ayat-ayat untuk mengklarifikasi dan menjelaskan keadaan sebenarnya. Di dalam Al-Qur’an ada beberapa istilah yang maknanya bisa dipersamakan dengan hoaks. Salah satunya adalah “ifk” yang berasal dari kata “afika”. Makna “ifk” yaitu memalingkan yang hakikatnya adalah dusta. Istilah “ifk” digunakan untuk menggambarkan hoaks soal perselingkuhan Aisyah. Berita bohong tersebut sangat “viral” pada masanya dan menimbulkan ketidaknyamanan dalam kehidupan Nabi dan sang istri. Istilah berikutnya adalah “kazaba” atau “kadzib” yang bermakna kebohongan atau memberitakan sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta. Ada juga istilah “khud’a” yang artinya menipu atau penipuan, yaitu memalingkan orang lain dari apa yang ada di hadapannya dengan sesuatu yang berbeda. Istilah-istilah lainnya yang maknanya dekat dengan hoaks adalah “iftara”, “fitnah”, “tahrif”, dan “qaul al-zuur” atau kesaksian palsu.

RSS
Follow by Email
WhatsApp