Self Editing Artikel atau naskah

Desember 16, 2021

Oleh Triwibowo

Banyak dosen atau penulis pemula  mengirimkan naskah ke penerbit dalam bentuk tulisan yang belum disunting. Hal ini sebenarnya mengurangi peluang untuk diperhatikan dan diterbitkan. Benar bahwa di penerbitan ada editor, namun pada umumnya editor lebih suka jika naskah yang masuk minimal sudah rapi dan tidak terlalu “berantakan” dalam penyajiannya.

Tulisan yang baik akan berpeluang lebih besar untuk dipertimbangkan. Oleh karena itu, penulis mungkin bisa melakukan swa-sunting atau self-editing terlebih dahulu, meskipun nantinya akan disunting lagi oleh editor untuk disesuaikan dengan format standar untuk buku.

Dalam hal ini ada beberapa pedoman umum yang bisa digunakan oleh para penulis untuk meningkatkan kualitas tulisannya. Sebagaimana para pandai besi, mereka tahu bahwa bahan awal untuk membuat pisau, misalnya, perlu dibentuk dan diperbaiki secara kontinyu; demikian pula dalam proses penulisan. Tulisan awal atau draft harus diperiksa ulang, dan direvisi bila perlu, agar menjadi tulisan yang lebih baik.

Berikut beberapa pedoman umum yang sering digunakan oleh para penulis, termasuk penulis yang sudah profesional sekalipun.

Pertama adalah tanda baca dan tata-bahasa. Anda bisa membaca ulang keseluruhan isi naskah untuk memastikan ejaan telah benar. Tata-bahasa juga penting karena sangat membantu untuk membuat tulisan lebih terstruktur, jelas dan terarah.

Kedua, usahakan membuang kalimat yang redundan, atau kalimat yang tidak memberi makna atau penjelasan baru, hanya mengulang apa yang telah dijelaskan sebelumnya. Misalnya, “Indonesia adalah negara kepulauan, dengan lebih dari 13,000 pulau besar dan kecil di seluruh wilayan teritorial negara yang luas ini. Pulau-pulau yang banyak dan tersebar itu menyebabkan Indonesia dipandang sebagai negara yang besar.” Kalimat kedua dalam  contoh ini adalah redundan. Ia hanya mengulang penjelasan sebelumnya.

Ketiga adalah menggunakan kalimat yang tidak bertele-tele atau kompleks. Gunakan kata yang mudah dipahami pembaca secara efektif dan efisien. Anda sebagai penulis, terutama dosen, bertujuan menyampaikan pesan dan informasi, bukan memberi penjelasan dengan kata-kata yang membingungkan dan berbunga-bunga — kecuali anda menulis puisi. Dan juga jangan terlalu sering mengulang-ulang kata yang tidak perlu.

Keempat, upayakan selalu memberi penjelasan dalam bentuk kalimat aktif. Bentuk aktif memberi kesan langsung, tegas, persis dan memicu interaksi ketimbang bentuk pasif.

Kelima, rajin berlatih. Menulis bagaimanapun juga adalah keterampilan yang butuh waktu dan latihan untuk menguasainya. Berlatih swa-sunting adalah salah satu metode untuk meningkatkan keterampilan menulis anda. Bagi dosen, menulis tentu sudah biasa dilakukan, dan karenanya keterampilan ini tinggal diasah lebih jauh agar tulisan semakin jernih dan tajam dengan latihan swa-sunting atau self-edit. Namun bagi yang belum terbiasa menulis, barangkali agak kebingungan bagaimana mengawali latihan menulis. Hal ini akan kami tulis di artikel lain.

Semoga bermanfaat dan selamat menulis.