KISAH HIDUP DAN KARYA-KARYA HANS KELSEN

Oktober 9, 2021

Hans Kelsen tidak hanya seorang yuris ternama, dia juga seorang individu yang memiliki kualitas kepribadian unggul. Kisah hidup Hans Kelsen secara lengkap di tulis oleh bekas murid dan asistennya yang bernama Rudolf Aladar Metall: Hans Kelsen Leben und Werk (Hans Kelsen, Hidup dan Karya, 1969). Kelsen lahir di Pragha (Ceko) tanggal 11 Oktober 1881 dari keluarga kelas menengah Yahudi Jerman. Pada saat usianya tiga tahun, keluarganya pindah ke Wina tempat iamenimba ilmu dan memulai karier akademisnya. Pada tahun 1906 ia memperoleh gelar doktor hukum. Ketertarikannya pada filsafat, sastra, logika dan matematika serta ilmu alam justru berpengaruh besar pada perkembangan pemikiran Kelsen tentang hukum.

Kelsen adalah seorang agnostik.2 Namun ia akhirnya menjadi Katolik pada tahun 1905 untuk menghindari problemintegrasi yang banyak dialami warga keturunan Yahudi. Ia berharap bahwa ke-Katolik-annya tidak menghalangi ambisinya untuk menjadi pengajar di universitas karena latar belakang agama keluarganya yang Yahudi. Sayangnya keputusan Kelsen untuk menjadi Katolik tidak begitu banyak berguna. Karena tetap saja Kelsen diidentifikasi sebagai seorang Yahudi, dan hal tersebut menimbulkan banyak kesulitan seperti ketika Kelsen harus lari ke Amerika.

Pada tahun 1905 Kelsen menerbitkan buku pertamanya, yaitu Die Staatslehre des Dante Alighieri (Teori Kenegaraan Dante Alighieri). Pada 1908 ia mengikuti seminar di Heidelberg di bawah bimbingan Georg Jellinek. Pada 1911 Kelsen mendapat kualifikasi untuk menjadi pengajar dalam bidang hukum publik dan filsafat hukum di Universitas Wina dengan tulisannya mengenai masalah-masalah utama dalam teori ketatanegaraan setebal 700 halaman. Pada 1914 ia mendirikan dan menjadi penyunting jurnal hukum publik Austria.

Selama Perang Dunia I, Kelsen menjadi penasihat kementrian kehakiman dan militer dan juga memegang peranan yang penting sebagai penasihat hukum dari kementerian  yang mengurusi peperangan. Pada tahun 1918 ia menjadiassociate professor di Universitas Wina, dan di tahun 1919 dia menjadi profesor penuh untuk kuliah hukum publik dan administrasi. Banyak di antara para muridnya yang menjadi yuris ternama seperti Adolf Merkl, Alf Ross, Charles Eisenmann, dan lain sebagainya. Bersama mereka Kelsen kemudian mendirikan sebuah gerakan kebudayaan yang dikenal dengan nama Wiener Schule. Secara politis Kelsen berusaha untuk tetap netral, tidak partisan, tetapi ia sedemikian bersimpati pada gerakan Sosial Demokrat di Austria.

Pada tahun 1919 Hans Kelsen dipercaya untuk menyusun Konstitusi Republik Austria yang baru, dan susunannya tersebut di adopsi menjadi Konstitusi Austria (sampai saat ini) pada tahun 1920. Dalam usahanya tersebut Kelsen mematrikan betapa pentingnya peran mahkamah konstitusi yang mempunyai kewenangan memutuskan sengketa konstitusional. Dengan itu Kelsen memunculkan dirinya sebagai “Bapak Mahkamah Konstitusi” Di tahun 1921 Kelsen diangkat sebagai anggota dari Mahkamah Konstitusi Austria. Hans Kelsen sedemikian berperan dalam mahkamah yang dibidanginya tersebut. Banyak sengketa konstitusional yang ditanganinya dan pendapatnya sangat mewarnai keputusan Mahkamah Konstitusi. Pada tahun 1930 Kelsen diberhentikan dari Mahkamah Konstitusi dengan alasan politik. Kasus yang memicu dipecatnya Kelsen dari Mahkamah Konstitusi Austria adalah perkawinannya kembali. Gereja Katolik memang tidak mengizinkan adanya perkawinan yang kedua tanpa perceraian kematian. Walaupun demikian, pemerin tah Austria sebenarnya telah mengizinkan adanya perkawinan tersebut bagi warganya. Tetapi kedudukan Kelsen menjadi sasaran empuk bagi banyak orang yang menjadi musuh politiknya. Kasus “perkawinan kembali” Kelsen di sidang dan pengadilan rendah menyatakan invalid dispensasi pernikahan yang didapatkan Kelsen. Di pimpin oleh Kelsen, kasus tersebut dibawa ke hadapan Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi menganulir keputusan pengadilan rendah. Namun demikian, akhirnya keputusan berbalik mengalahkan Kelsen. Partai Sosial Kristen berada di belakangnya. Akhirnya Kelsen kehilangan jabatan di Mahkamah Konstitusi.

Semenjak peristiwa itu serangan terhadap Kelsen terjadi silih berganti. Karena itu, ia pindak ke Koln, Jerman. Di sana ia mengajar hukum internasional, secara khusus ia mengajar hukum internasional positif. Pada fase ini Kelsen memfokuskan pemikirannya pada hubungan antara hukum negara dengan hukum internasional. Dalam tataran yang lebih jauh ia merefleksikan konsep kedaulatan. Akhirnya pengalamannya di Koln menjadi dasar yang kokoh bagi pengalaman internasionalnya ketika ia harus mengajar di Jenewa, Praha, dan Amerika Serikat.

Tahun 1931 Hans Kelsen memublikasikan Wer soll der Huter der Verfassung sein? Sebuah karya yang mengulas tentang siapa yang harus mengawal konstitusi negara. Karya ini ditujukan untuk Carl Schmitt. Kemudian, di tahun 1932 Kelsen memberikan kuliah keduanya di Den Haag (kuliah pertamanya diadakan pada tahun 1926).

Ketika Nazi berkuasa pada tahun 1933 situasi di Universitas Koln berubah dengan cepat. Kelsen bersama istri dan kedua putrinya pindah ke Jenewa. Di musim gugur 1933 ia memulai karier baru di Universitaire des Hautes Etudes Internasional (universitas untuk studi-studi internasional). Selain begitu banyaknya masalah yang dihadapinya termasuk ma salah bahasa (bahasa Perancis), masa ini adalah masa yang penting bagi Kelsen. Di Jenewa ia bertemu dengan pemikirpemikir terkemuka dari segala bidang, seperti Georges Scelle, William Rappard, Paul Manthoux, Maurice Bourquin, Guglielmo Ferrero, Paul Guggenheim dan Hans Whberg, Kelsen semakin berkonsentrasi pada persoalan hukum internasional. Kelsen menjadi penanggung jawab beberapa mata kuliah dan banyak menulis tentang perubahan bentuk hukum  internasional ke dalam hukum negara, revisi perjanjian Liga Bangsa-Bangsa dan juga hukum adat.

Di tahun 1934 ia mengadakan studi tentang teknik pembuatan peraturan perundang-undangan dan proses pengesahannya di Perancis dan Jerman. Tahun 1934 menjadi tahun  yang penting karena pada tahun itu terbit tulisannya Pure Theory of Law (Teori Murni tentang Hukum). Buku inimenjadi tanda yang mengukuhkan betapa Kelsen menjadi tonggak bagi studi hukum secara scientific. Hierarki norma yang dipaparkannya dalam buku ini menjadi referensi bagi para ahli hukum dan teorisasi hukum dalam merenungkan hukum. Selain mengajar di Jenewa, Kelsen juga mengajar di Praha. Namun karena alasan politis, Kelsen diberhentikan. Perasaan antisemit yang kian membesar era tersebut membuat Kelsen tidak mungkin meneruskan langkahnya di dunia akademis.

Terjadi Perang Dunia II dan keyakinannya bahwa Swiss pasti terlibat dalam perang membuat Kelsen meninggalkan Swiss menuju Amerika Serikat di tahun 1940. Sekali lagi, Kelsen harus memasuki dunia baru yang sebelumnya belum diketahui bahkan dengan modal bahasa Inggris yang sangat minim. Kelsen yang berusia 60 tahun harus mulai lagi mempelajari bahasa dan budaya Amerika yang sungguh baru.

Antara tahun 1940-1942, Kelsen, sebagai Research associate, memberikan kuliah di Harvard Law School. Pada tahun 1942 atas inisiatif dan dukungan dari Roscoe Pound yang memandang bahwa Kelsen merupakan salah satu yuris yang berpengaruh dalam pemikiran hukum, Kelsen menjadi pengajar tamu di Universitas California, Berkeley, di Departemen Ilmu Politik. Untuk periode 1945-1952 ia menjadi  profesor penuh pada universitas tersebut. Pada tahun 1952 ia resmi menjadi warga negara Amerika. Di Berkeley inilah akhirnya Kelsen menemukan persinggahan terakhirnya. Berkeley baginya sedemikian tenang dan kondusif untuk segala energi dan aktivitasnya. Di sini ia memfokuskan dirinya pada hukum internasional. Ia mengajar tema-tema sekitar lembaga-lembaga internasional, tanggung jawab personal dan kolektif, prinsip-prinsip kesamaan kedaulatan, dan lain sebagainya. Dalam periode ini ia juga menerbitkan Peace through Law (1944) dan General Theory of Law and State (1945). Pada tahun 1945 ia juga menjadi penasihat hukum bagi PBB untuk komisi kejahatan perang. Tugasnya menyiapkan segala aspek teknis dan legal bagi pengadilan Nuremberg.

Dalam kurun itu Kelsen mengabdikan perhatian pada isu yang berkenaan dengan pemeliharaan perdamaian dan kerja sama internasional, terutama yang berhubungan dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia mengadakan beberapa studi mengenai Dewan Keamanan, keanggotaan, organisasi dan kedudukan hukum secara umum serta fungsi organisasi tersebut. Usaha Kelsen di lembaga dunia itu menjadi masukan dan referensi yang sangat berarti. Di tahun 1951 Kelsen mengadakan kuliah-kuliah berkaitan dengan organisasi internasional di Seattle. Pada 25 April 1952 ia mengundurkan diri dari kegiatan mengajar. Namun demikian, Kelsen tetap produktif dan aktif. Di tahun 1952 ia menerbitkan karya seminarnya tentang Prinsip Hukum Internasional. Karya ini adalah sebuah studi yang sistematis berkaitan dengan aspek hukum internasional meliputi delik internasional dan hukum nasional. Ia juga tetap bepergian ke seluruh penjuru dunia, memberi kuliah dan menjadi pem bicara dan konferensi internasional.

Hans Kelsen meninggal di Berkeley pada tanggal 19 April 1973 pada umur 92 tahun. Meninggalkan hampir 400 karya. Beberapa karyanya tersebut telah diterjemahkan ke dalam sebanyak lebih dari 24 bahasa. Dalam tulisan-tulisannya itu, Kelsen melontarkan ide-ide yang menarik. Misalnya, Hans Kelsen menolak pemikiran Hukum Kodrat dan Positivisme Hukum dalam bukunya Allgemeine Staatslehre (General Theory of Law and State, 1925) dan Reine Rechtslehre (the Pure Theory of Law, 1934). Pandangan-pandangan Kelsen tentang norma sedemikian terelaborasi dengan baik dalam karya anumertanya dalam Allgemeine Theorie der Normen (General Theory of Norms, 1975). Karya ini merupakan koleksi karyakarya Kelsen yang membahas tentang legitimasi pembuatan peraturan perundang-undangan sosial sampai kepada karyanya yang mendasar mengenai “norma dasar” atau Grundnorm.

Di tahun 1971, untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-90, Pemerintah Austria mendirikan Hans Kelsen Institut di Wina yang mendokumentasikan tulisan-tulisan aslinya. Pemikiran Kelsen menjadi tonggak dalam ilmu hukum. Pemikirannya masih sangat kuat dirasakan pengaruhnya dalam ilmu hukum kontemporer saat ini.

Disadur dari karya Nicoletta Bersier Ladavac, Hans Kelsen (1881-1973) Biographical Note
and Bibliography dari http://www.ejil.org/journal/Vol. 9/No. 2/artl 1.html,dan dari bagian
Pendahuluan yang ditulis oleh Ota Winberger dan Peter Heath dalam buku Hans Kelsen,
Essays in Legal and Moral Philosophy, D. Reidel Publishing Company, Dordrecht—Hollang/
Boston—USA, 1973.

RSS
Follow by Email
WhatsApp