Fungsi Perencanaan Pembelajaran AUD

Maret 13, 2023

Perencanaan pembelajaran dapat menolong pencapaian suatu target atau sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor dalam pelaksanaannya. Karena itu perencanaan pembelajaran sebagai unsur dalam fungsi pengelolaan pada umumnya menempati posisi yang sangat penting dan sangat menentukan perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang sebagaimana dipaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses pengembangan pembelajaran secara sistematik yang secara khusus menggunakan teori-teori pembelajaran dan pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas pembelajaran.

2. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori-teori tentang strategi pembelajaran dan implementasinya terhadap strategi-strategi tersebut.

3. Perencanaan pembelajaran sebagai sains adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.

4. Perencanaan pembelajaran sebagai realitas adalah ide pembelajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pembelajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.

5. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan proses pembelajaran, pengembangan sistem pembelajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya diimplementasikan mengacu kepada sistem perencanaan itu.

Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat  mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran adalah salah satu alat yang dapat membantu para pengelola pendidikan untuk menjadi lebih berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Fungsi dari perencanaan pembelajaran adalah:

(a) Fungsi kreatif

Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang, akan dapat memberikan feedback yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang akan terjadi. Melalui feedback tersebut guru dapat meningkatkan dan memperbaiki program. Secara kreatif, guru akan selalu memperbaiki berbagai kelemahan dan menemukan hal-hal baru (Sanjaya, 2015: 35).

(b) Fungsi inovatif

Suatu inovasi hanya akan muncul seandainya kita memahami adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan itu hanya mungkin dapat ditangkap, manakala kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis. Proses pembelajaran yang sistematis itulah yang direncanakan dan terprogram secara utuh. Dalam kaitan inilah perencanaan memiliki fungsi inovasi

 (c) Fungsi selektif

Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran kita dihadapkan pada berbagai pilihan strategi. Melalui proses perencanaan kita dapat menyelesaikan strategi mana yang kita anggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Tanpa suatu perencanaan tidak mungkin kita dapat menentukan pilihan yang tepat. Fungsi selektif dikaitkan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui proses perencanaan tersebut guru dapat menentukan materi mana yang sesuai dan materi mana yang tidak sesuai untuk diajarkan kepada siswa

 (d) Fungsi komunikatif

Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, atau bahkan pihak eksternal seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengomunikasikan kepada setiap orang, baik tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai, strategi atau rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan

(e) Fungsi prediktif

Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatment sesuai dengan program yang disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan atau kendala yang akan terjadi. Di samping itu, fungsi prediktif dapat menggambarkan hasil yang akan diperoleh

(f) Fungsi akurasi

Sering kali terjadi guru merasa kelebihan bahan pelajaran sehingga mereka merasa waktu yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari siswa. Akibatnya, proses pembelajaran berjalan tidak maksimal, sebab kriteria keberhasilan diukur dari sejumlah materi pelajaran yang telah disampaikan pada siswa, tidak peduli materi itu dipahami atau tidak. Perencanaan yang matang dapat menghindari hal tersebut. Sebab, melalui proses perencanaan, guru dapat mempertimbangkan setiap waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa. Guru dapat menghitung jam pelajaran efektif, melalui program Perencanaan

(g) Fungsi pencapaian tujuan

Mengajar bukan hanya sekadar menyampaikan materi, akan tetapi membentuk manusia secara utuh. Manusia utuh disini dalam artian berkembangnya aspek intelektual, sikap, dan keterampilan. Dengan demikian, pembelajaran memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi hasil belajar dan sisi proses belajar. Melalui perencanaan itulah kedua sisi pembelajaran dapat dilakukan secara seimbang.

(h) Fungsi kontrol

Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Melalui perencanaan kita dapat menentukan sejauh mana materi pelajaran yang dapat diserap oleh siswa, materi mana yang sudah dan belum dipahami oleh siswa. Dalam hal inilah perencanaan berfungsi sebagai kontrol, yang selanjutnya dapat memberikan umpan-balik kepada guru untuk mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.

Sementara itu, menurut Nurdin dan Usman fungsi dari Perencanaan pembelajaran yang dipersiapkan guru antara lain adalah:

a. Menentukan arah kegiatan pembelajaran.

b. Memberi isi dan makna tujuan.

c. Menentukan cara bagaimana mencapai tujuan yang diharapkan.

d. Mengukur seberapa jauh tujuan itu telah tercapai dan tindakan apa yang harus dilakukan apabila tujuan belum tercapai.

Suatu perencanaan yang sistematik mempunyai daya ramal dan kontrol yang baik. Proses ini dapat berjalan dengan baik apabila kita:

a) Merumuskan kebutuhan (need assesment) secara spesifik dan nyata.

b) Menggunakan logika, proses setapak demi setapak, untuk menuju perubahan yang diharapkan.

c) Memperhatikan macam-macam pendekatan dan memilih yang lebih sesuai dengan situasi dan kondisi.

d) Menetapkan mekanisme “feedback” yang memberitahukan kemajuan kita, identifikasi hambatan-hambatan dan menunjukkan perubahan-perubahan yang diperlukan, dan

e) Menggunakan istilah serta langkah yang jelas, mudah dikomunikasikan dan dipahami orang lain.

Untuk mencapai suatu hasil senantiasa tersedia berbagai alternatif. Manakala kita menyusun perencanaan pembelajaran tentu kita memilih cara terbaik menurut pertimbangan atau penilaian kita. Dan kita juga harus memperhatikan faktor-faktor lain yang sangat penting di dalam membuat keputusan.

Dengan demikian, secara umum perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai haluan atau pedoman dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien, sedangkan secara khusus perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mengoreksi guru tentang kelemahan dan kelebihan program pembelajaran yang dibuatnya dan upaya peningkatan kualitas mengajarnya.

Seorang guru dalam mengajar pasti memiliki kelemahan dan kekurangan-kekurangan, baik dari segi penyampaian materi, metode, alat, dan lain sebagainya. Dengan adanya perencanaan pembelajaran, seorang guru dapat melihat kelemahan yang ada pada program yang direncanakannya dan kemudian mencari solusi dari kelemahan tersebut untuk bahan evaluasi kegiatan belajar mengajar yang kemudian memperbaiki dalam pembuatan program pembelajaran berikutnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Jusuf Enoch (1992: 5) bahwa perencanaan (desain pembelajaran) dapat membantu, akan tetapi perencanaan itu sendiri harus dipakai dalam suatu kombinasi yang harmonis dengan alat-alat lainnya seperti misalnya pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan.

Oleh sebab itu, agar perencanaan pembelajaran menjadi alat yang berguna, perlu didampingi dengan pengetahuan dan kemampuan bekerja seseorang secara efektif dalam situasi kepemimpinan yang baik. Dengan kata lain, bahwa perencanaan pembelajaran adalah merupakan salah satu komponen yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran; tanpa didukung oleh komponen-komponen yang lain maka perencanaan pembelajaran tidak akan efektif.

RSS
Follow by Email
WhatsApp