CARA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDENGARKAN YANG EFEKTIF
November 25, 2021Dalam proses komunikasi antarmanusia, salah satu komponen menerima pesan adalah mendengarkan. Mendengarkan yang dimaksud bukan sekadar bermakna literal menggunakan alat pendengaran yang kita miliki yaitu telinga, tetapi juga melibatkan penggunaan alat penerima pesan lainnya. Ada perbedaan yang signifikan antara terma mendengarkan dan mendengar seperti yang diyakini dalam bahasa Inggris yang membedakan kata “listen/listening” dengan “hear/hearing”.
Kata “listen” berpadanan dengan “pay attention” atau berusaha memperhatikan sesuatu bukan hanya suara saja. Sering terjadi bahwa proses komunikasi justru melibatkan penggunaan bahasa tubuh, di mana proses mendengarkan bukan menggunakan telinga sebagai alat penerima pesan, melainkan menggunakan mata sebagai penggantinya kemudian selanjutnya informasi visual tersebut akan diterjemahkan menjadi pesan yang dapat dipahami lawan bicara.
Hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan sebagai upaya membangun kemampuan mendengarkan secara efektif:
- Memelihara kontak mata dengan pembicara
Menatap mata pembicara saat dia berbicara adalah usaha kita untuk
mengurangi kemungkinan perhatian kita teralihkan. Dan ini sebenarnya dapat mendorong pembicara lebih bersemangat melanjutkan pembicaraannya. Hal lain yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan bahwa kita menaruh perhatian terhadap pembicara adalah dengan komunikasi nonverbal, seperti anggukan/gelengan kepala dan ekspresi wajah yang sesuai.
- Menghindari komunikasi nonverbal yang tidak sesuai dengan maksud
kita untuk mendengarkan
Ada beberapa gerakan yang bisa jadi ditampilkan pendengar tanpa bermaksud mengganggu pembicara misalnya melihat jam tangan lebih dari satu kali, memutar-mutarkan pinsil atau pulpen, merobek-robek kertas, melihat-lihat pemandangan di luar, atau melakukan aktivitas lain yang mengganggu. Hal ini bisa disalahartikan oleh pembicara bahwa kita kehilangan ketertarikan dan mulai bosan. Bisa jadi pembicara mengakhiri pembicaraannya dan kita kehilangan informasi penting lain yang belum sempat disampaikan. Kendalikan diri kita untuk tidak melakukan gerakan-gerakan distraksi.
- Mengajukan pertanyaan
Banyak hal telah kita kupas tentang bertanya sebelumnya. Salah satu hal yang menjadi perhatian pembicara kepada pendengar adalah saat pendengar berhasil menganalisis apa yang dia dengar lewat mengajukan pertanyaan. Dengan mengajukan pertanyaan, kita sebenarnya memperjelas maksud topik yang dibicarakan, ini akan meyakinkan pembicara bahwa kita mengerti, sekaligus memberikan dukungan kepada pembicara untuk berbicara lebih lanjut karena kita benar-benar memerhatikan dan mendengarkan secara serius.
- Mengungkapkan kembali/konfirmasi
Mengulang apa yang disampaikan pembicara dengan menggunakan bahasa sendiri merupakan proses untuk memperjelas makna. Ini juga merupakan salah satu cara terbaik untuk mengetahui apakah kita benar-benar mengerti atau tidak akan pesan yang disampaikan. Sehingga tujuan komunikasi tercapai.
- Menghindari interupsi
Berikan kesempatan kepada pembicara untuk menyelesaikan dahulu
apa yang akan disampaikan sebelum kita memberikan tanggapan.
Tahan diri kita untuk tidak menebak maksud dari si pembicara. Jika
memang belum jelas, kita bisa ajukan pertanyaan.
- Berbicara seperlunya
Meskipun kita secara alami memiliki kecenderungan untuk berbicara daripada mendengarkan, tetapi saat memainkan peran menjadi pendengar, maka dengarkan dengan saksama isi pesan pembicara. Kita tak perlu berbicara jika memang tidak ada yang akan diungkapkan, apalagi memaksa berbicara hanya untuk terlihat menawan dimata pendengar lain. Kecenderungan lain adalah untuk berbicara sambil mendengarkan. Pendengar efektif tidak akan pernah melakukannya. - Membuat transisi antara menjadi pendengar yang baik dan pembicara yang baik. Proses komunikasi adalah proses antara berbicara dan mendengarkan. Proses ini akan dikatakan efektif, jika kita melakukan peran tersebut secara bergantian dengan seimbang sesuai tujuan.
8. Mengingat prinsip komunikasi empatik
“Berusaha mengerti orang lain lebih dahulu, baru dimengerti” Mengapa penting? Karena:
a) Memberikan informasi dan data yang akurat sebelum menanggapi,
dan
b) Memberi cukup udara psikologis
Dengan komunikasi empatik pasangan komunikasi kita akan merasa dimengerti secara mendalam sehingga berdampak positif terutama saat kita ingin memberikan pengaruh dan dalam pemecahan sebuah masalah.
9. Mendengarkan empatik
Mendengarkan sambil menunjukkan sikap empatik berarti kita masuk ke dalam kerangka acuan orang lain. Kita tidak saja mendengarkan dengan telinga, tetapi juga menggunakan mata lewat perhatian dan hati lewat perasaan. Hati kita akan mampu merasakan, memahami, menyelami bahkan berintuisi. Kemudian mata kita akan mengamati sinyal-sinyal nonverbal pembicara. Kita menggunakan otak kanan sekaligus otak kiri disaat yang sama. Mendengarkan empatik adalah mendengarkan untuk mengerti, baik secara emosional maupun intelektual, tidak bermaksud untuk menjawab, mengendalikan apalagi memanipulasi orang lain.
10. Hal lain yang perlu diingat
“Jangan membuat resep apa pun sebelum melakukan diagnosa”. Sebelum memberikan tanggapan kepada lawan bicara, kita coba untuk mengerti masalahnya dulu secara mendalam; berusaha untuk mengerti itu membutuhkan pertimbangan dan kesadaran terhadap kemungkinan munculnya empat respons autobiografis yaitu mengevaluasi, menyelidik, menasihati, dan menafsirkan sepihak. Pekalah terhadap respons pengirim pesan. Setelah itu, baru berusaha untuk dimengerti. Jelaskan pikiran dan gagasan kita dengan jelas, spesifik, visual, dan empatik.