Tag: manusia

Homo Sapiens Gemar Bergosip

Salah satu teori menyatakan bahwa keunikan bahasa Sapien terletak pada fungsinya sebagai penyebar informasi mengenai dunia. Tetapi informasi paling penting yang perlu disampaikan adalah mengenai manusia itu sendiri, bukan mengenai dunia di luar manusia seperti hewan, sungai atau pohon. Bahasa kita berevolusi sebagai instrumen untuk membicarakan orang lain. Menurut teori ini, manusia menggunakan bahasa lebih untuk tujuan bergosip dan bergunjing. Homo sapien adalah hewan sosial, dan kerja sama sosial adalah kunci untuk tujuan keamanan dan reproduksi. Sapien tidak hanya butuh informasi mengenai adanya ancaman atau keberadaan sumber makanan. Informasi yang lebih penting bagi mereka adalah cerita mengenai orang-orang di sekitar mereka: Siapa membenci siapa? Siapa tidur dengan siapa? Siapa yang jujur? Siapa tukang bohong?

Dalam suatu kelompok Sapien, setiap orang merasa perlu mengetahui hubungan setiap satu individu dengan individu lainnya. Kemampuan Sapien untuk mendapatkan dan menyimpan informasi mengenai hubungan individual ini ternyata mengagumkan. Kalau dalam satu kelompok terdiri dari 50 anggota maka terdapat 1.225 kombinasi hubungan antar-individu dengan segala dinamika dan perubahan hubungan tersebut belum termasuk bentuk hubungan sosial lainnya yang jumlahnya sangat banyak dan semua itu perlu diketahui dan diingat. Semua kera, termasuk Neanderthal dan Homo sapien kuno, menunjukkan ketertarikan terhadap informasi mengenai hubungan sosial, tetapi mereka tidak menunjukkan ketertarikan untuk bergosip. Hanya Sapien modern yang suka bergosip—perilaku yang sebenarnya negatif tetapi penting bagi kerja sama yang melibatkan orang dalam jumlah besar. Keterampilan linguistik baru yang dikuasai Sapien sekitar 70 ribu tahun yang lalu ini memungkinkan mereka untuk bergosip selama berjam-jam. Informasi mengenai siapa yang dapat dipercaya memungkinkan kelompok memilih pemimpin kredibel, sehingga sapien dapat mengembangkan jenis kerja sama yang lebih kuat dan canggih. Hal ini memungkinkan kelompok kecil dapat berkembang menjadi kelompok besar. Gosip menjadi semacam data intelijen yang digunakan untuk mengambil keputusan strategis dalam kelompok.

Teori gosip ini tampaknya seperti candaan saja tetapi sejumlah studi ilmiah mendukung pandangan ini.36 Bahkan dewasa ini, sebagian besar komunikasi manusia—apakah dalam bentuk email, panggilantelepon atau kolom di surat kabar—sering kali lebih banyak gosip. Pembicaraan di kalangan pegawai di kantor, atau di antara para pekerja di tempat kerja mereka, atau pembicaraan pada pertemuan antara para profesional ternyata tidak didominasi topik serius mengenai dunia kerja mereka tapi lebih banyak membahas hal-hal di luar itu: masalah kenaikan gaji, fasilitas atau tunjangan, siapa beli mobil baru, siapa naik pangkat, siapa bakal di-PHK, hubungan dengan bos atau hubungan dengan karyawan yang lain. Singkatnya membicarakan gosip. Sepertinya bahasa yang kita gunakan berkembang untuk memenuhi tujuan bergosip ini.

Baca dan pelajari secara lengkap Sejarah Komunikasi Umat Manusia.
Selamat membaca!

RSS
Follow by Email
WhatsApp