PERAN KONVERGENSI MEDIA PADA AKTIVITAS DIGITAL JURNALISTIK

Oktober 25, 2022

Salah satu bahasan pada buku ini adalah bagaimana peran media Konvergensi dalam aktivitas public relations, jurnalistik, dan broadcasting

Kali ini saya akan mengambil tema peran konvergensi media pada aktivitas digital jurnalistik dari buku ini, dilain kesempatan akan saya upload isi buku ini untuk dua pembahasan lainnya.

Secara sederhana, konvergensi media adalah proses mengintegrasikan media baru ke dalam sistem media tradisional. Dengan demikian, sikap jurnalis terhadap media baru menjadi dasar pemahaman yang lebih baik tentang sikap jurnalis terhadap konvergensi antara media tradisional dan media baru. Beberapa dekade yang lalu, jurnalisme merupakan salah satu penentu dari informasi publik atau dapat disebut sebagai proses gatekeeper of public information (penjaga gerbang informasi publik). Namun, berkat pertumbuhan eksplosif dalam inovasi teknologi dan konvergensi media, baik jurnalis profesional maupun warga biasa dapat berfungsi sebagai reporter modern. Mereka dapat memanfaatkan platform digital dan media sosial seperti Twitter, Facebook live, dan video YouTube sebagai sarana berbagi informasi dengan publik.

Jurnalisme dan teknologi terjalin erat satu sama lain, saat ini. Web 2.0 dan teknologi informasi berbasis Internet telah sangat mengganggu dunia jurnalisme modern. Dunia jurnalistik saat ini berada di tengah-tengah perubahan yang kacau, terutama didorong oleh perkembangan teknologi dan ketidakpastian ekonomi dalam skala global. Para ahli dan akademisi mengonseptualisasikan transformasi jurnalisme dan menjelaskan perubahan yang terjadi pada level yang berbeda di bawah rubrik konvergensi (Mitchelstein & Boczkowski, 2009).

Konvergensi media pada umumnya dianggap sebagai konstruksi multidimensi yang memungkinkan konsepsi dan operasionalisasi yang berbeda (Domingo et al., 2007; Dupagne & Garrison, 2006), sedangkan yang melekat dalam konsep konvergensi adalah gagasan tentang integrasi dan kolaborasi (Erdal, 2011). Dalam bidang jurnalisme, model konvergensi media yang bertumpu pada tiga dimensi: teknologi, ekonomi, dan regulasi.

Ketiga dimensi ini menghasilkan efek yang memengaruhi penggunaan media, keragaman konten, dan praktik ruang berita (newsroom). Konvergensi media pada jurnalistik berkonotasi dengan Produksi berita yang terintegrasi, pengiriman berita dan informasi multiplatform, penceritaan (storytelling) multimedia, dan model jurnalisme partisipatif (jurnalisme warga). Dikatakan bahwa salah satu dari dimensi konvergensi ini dapat dikembangkan di media dengan sendirinya, tetapi dalam banyak kasus, ketiga dimensi ini adalah bagian dari “proyek konvergensi” yang sama. Sekali lagi gagasan tentang efek dicatat.

Model konvergensi dalam organisasi media jurnalistik, yang mencakup lima bentuk konvergensi yang berbeda (Spyridou & Veglis, 2016), yaitu:

1. Ownership convergence, konvergensi kepemilikan mengacu pada strategi perusahaan yang mendorong kepemilikan berbagai konten atau saluran distribusi, sehingga sering kali melibatkan merger dan akuisisi media.

2. Tactical convergence, yang menekankan kemitraan konten dan promosi silang konten.

3. Structural convergence, konvergensi struktural melibatkan Perubahan dalam uraian tugas dan struktur organisasi di dalam ruang redaksi untuk mencapai kinerja yang maksimal.

4. Information-gathering convergence, konvergensi pengumpulan- Informasi mengharuskan reporter menjadi multi-terampil dan mampu menulis cerita, merekam video, dan mengeditnya sendiri. Saat ini pewarta dan pencari berita (wartawan) harus memiliki beragam keterampilan (multi-skilled) dengan beragam kemampuan mengunakan media digital (multi-tasking).

5. Storytelling Convergence, yang berkonotasi bahwa jurnalis harus memikirkan kembali cara mereka menyampaikan cerita dan memanfaatkan kemampuan unik masing-masing media. Konvergensi dalam jurnalisme merupakan proses multidimensi yang difasilitasi oleh penerapan teknologi komunikasi digital (konvergensi media) yang meluas mempengaruhi beragam aspek. Mulai dari aspek teknologi, bisnis, profesional, dan editorial media. Konvergensi dalam jurnaslisme mendorong penggunaan peralatan secara terintegrasi, ruang kerja, metode kerja, dan bahasa. Yang sebelumnya semuanya itu terpisah, saat ini terkonvergensi hingga sedemikian rupa sehingga jurnalis dapat menulis konten untuk didistribusikan melalui berbagai platform, dengan menggunakan Bahasa yang sesuai di masing-masing medianya.

Gambar 8.1. Model Kerja NewsRoom 3.0 Media-Integrated NewsRoom (sumber: olahan grafis penulis)

Gambar 8.2. Multi-skilled yang Dibutuhkan dalam Konvergensi Newsroom

sumber: Media Convergence Handbook Vol 1 (Lugmayr & Dal Zotto, 2015)

RSS
Follow by Email
WhatsApp