SISTEM PERADILAN DI INDONESIA DALAM TEORI DAN PRAKTIK Edisi Pertama
Rp 120.000
Ebook
WhatsApp
Deskripsi
Kata-kata kunci independensi, akuntabilitas, dan pengawasan menjadi penanda penting eksistensi sistem peradilan terutama dalam fungsi untuk menyelesaikan sengketa. Bangun, kultur, dan manajemen peradilan dapat berbeda-beda antara satu negara dengan negara yang lain. Setiap masyarakat memiliki berbagai macam cara untuk memperoleh kesepakatan dalam proses perkara atau untuk menyelesaikan sengketa. Perkembangan ketatanegaraan modern mendorong pertumbuhan rekayasa sosial dan politik lewat perundang-undangan yang menghasilkan arsitektur peradilan. Ada infrastruktur khusus dan birokrasi dengan teknis pencarian akses keadilan yang ketat sebagai ciri utama arsitektur tersebut. Namun perkembangan di dunia juga menunjukkan keluhankeluhan yang kadang-kadang mengarah kepada krisis akibat perilaku aktor-aktor peradilan untuk kemudian mencederai makna independensi, dikaburkannya tujuan akuntabilitas, dan disingkirkannya mekanisme pengawasan. Akses keadilan terjebak kepada aspek prosedural yang berbiaya tinggi dan kemudian dituding menghambat pelayanan keadilan. Muncullah situasi seperti yang dikatakan oleh Warren Burger, bekas Ketua Mahkamah Agung Amerika Serikat yang pernah mengatakan bahwa “Sistem Pengadilan telah dipenuhi dengan pengacara yang buas, hakim yang ganas dan pegawai dengan beban kesibukan yang tinggi sehingga tidak dapat menyediakan prosedur yang adil.”
Daftar Isi
BAB 1 RULE OF LAW: KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA 1
A. Sistem Peradilan Indonesia ………………………………… 1
B. Diferensial Pengertian dan Tantangannya …………………………..3
C. Pertumbuhan di Negara Sedang Berkembang ……………………7
D. Kondisi dalam Negara Pascakonflik ……………………………………. 21
E. Mengembalikan Kapasitas Negara……………………………………… 26
BAB 2 INDEPENDENSI PENGADILAN 35
A. Pendahuluan ………………………………………….. 35
B. Makna Independensi Peradilan ……………………………. 36
BAB 3 PRAKTIK INDEPENDENSI PENGADILAN 43
A. Kasus Argentina ……………………………………………… 43
B. Kasus Peru …………………………………………………. 51
C. Kasus India ……………………………………. 55
D. Kasus Filipina ……………………………………… 60
E. Kasus Pakistan ……………………………………….. 66
BAB 4 PERADILAN INFORMAL 71
A. Pendahuluan ………………………………………………. 71
B. Wacana Pemahaman …………………………………….. 75
C. Keterkaitan dengan Sistem Peradilan Formal ……………. 79
BAB 5 PRAKTIK PERADILAN INFORMAL 83
A. Kasus Malawi ………………………………………….. 83
B. Kasus Sudan Selatan ……………………………………….. 84
C. Kasus Pakistan ……………………………………………… 86
D. Model-model Pengakuan Negara …………………………. 88
E. Peradilan Adat: Peradilan Informal di Indonesia …………….. 96
BAB 6 PUTUSAN PENGADILAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP SEKTOR NONHUKUM 115
A. Pendahuluan ……………………………………………… 115
B. Independensi dan Tugas Hakim ……………………………. 116
C. Aktivitas Hakim………………………………………. 123
D. Putusan dan Pengaruh ……………………………………… 128
E. Kasus Dokter Ayu: Pengadilan dan Kepantasan Pemogokan … 135
F. Efek Kasasi Koruptor ………………………………………… 139
G. Pesan dari Putusan Angie ………………………………. 145
H. Tragedi Mahkamah Konstitusi dan Parasit Hukum ……… 156
I. Dukungan untuk Komisi Pemberantasan Korupsi……….. 163
BAB 7 PERANAN PENGADILAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI 187
A. Pendahuluan ……………………………………………………….. 187
B. Peradilan dan Pembangunan Ekonomi ……………………………. 188
C. Keragaman Pengelolaan Pengadilan ……………………………….. 191
D. Sistem Hukum dan Persoalannya …………………………………….. 225
E. Ragam Peradilan dalam Praktik ……………………………………….. 227
BAB 8 PENGADILAN DAN POLITIK NONDEMOKRATIS 233
A. Pendahuluan ………………………………………………… 233
B. Meninjau Tipe Rezim……………………………………. 235
C. Pengadilan untuk Disiplin Administratif …………………………. 241
D. Pengadilan untuk Mempertahankan Rezim …………………… 250
E. Refleksi ……………………………………………. 255
BAB 9 PERADILAN AGAMA 257
A. Pendahuluan ……………………………………………….. 257
B. Pengaruh Hukum Kolonial …………………………………. 259
C. Perkembangan Kompetensi ……………………… 266
BAB 10 PERADILAN TATA USAHA NEGARA 267
A. Pendahuluan …………………………………………………….. 267
B. Pertumbuhan Gagasan …………………………….. 268
C. Postur Peradilan Tata Usaha Negara……………………………….. 274
D. Pengadilan dan Jaminan Kepemilikan Tanah …………………. 279
E. Sertifikat …………………………………………………………… 291
BAB 11 SEPARASI TNI-POLRI: MENINJAU EKSISTENSI PERADILAN MILITER 295
A. Pendahuluan ……………………………………… 295
B. Tinjauan Historis …………………………………………….. 299
C. Peradilan Militer di Sejumlah Negara ……………………………… 307
D. Separasi TNI-Polri dan Proyeksi Peradilan Militer ………. 310
BAB 12 MAHKAMAH KONSTITUSI DAN PENGUJIAN KONSTITUSIONALITAS UNDANG-UNDANG 313
A. Pendahuluan …………………………………………………… 313
B. Pertumbuhan dan Implementasi Pengujian Konstitusionalitas …… 318
C. Pertumbuhan Pengujian Konstitusional di Indonesia …. 324
D. Pengujian oleh Mahkamah Konstitusi …………………………….. 334
BAB 13 REKRUTMEN HAKIM: KEKUASAAN DAN POLITISASI 339
A. Pendahuluan …………………………………………………. 339
B. Independensi-Kemandirian …………………………… 346
C. Komisi Yudisial-Rekrutmen Hakim…………………………………… 363
D. Sejarah Rekrutmen dan Persetujuan DPR …………………….. 369
BAB 14 PERADILAN KHUSUS DAN HAKIM AD HOC 385
A. Pendahuluan …………………………………………. 385
B. Historiografi Peradilan Khusus ……………………….. 390
C. Pertumbuhan Peradilan Khusus ……………………………… 396
D. Pertumbuhan dan Peranan Hakim Ad hoc …………………….. 399