CYBERPHENOMENOLOGY RESEARCH PROCEDURE: Social Media, Big Data, dan Cybercommunity untuk Ilmu Sosial-Humaniora Kritik Terhadap Moustakas
Rp 95.000
Informasi Tambahan
Berat | 350 g |
---|---|
Pengarang | Prof. Dr. Burhan Bungin, M.Si., Ph.D., CIQaR., CIQnR., CIMMR. |
Halaman | 276 hlm |
Ukuran | 14 x 20,5 cm |
Cetakan | 1 |
Jenis Cover | Art Carton |
Kertas Isi | Book Paper |
Jilid | Perfect Bending |
Tahun Terbit | November 2023 |
ISBN | 978-623-384-549-6 |
Daftar Isi
PENGANTAR PENULIS v
DAFTAR ISI ix
BAGIAN 1
MENGAPA CYBERPHENOMENOLOGY 1
1.1. Dunia Baru 1
1.2. Cyberphenomenology: New Procedure 4
1.3. Phenomenology Moustakas dan Pengaruh Husserl 8
BAGIAN 2
FILSAFAT DAN PARADIGMA: BASIS PEMIKIRAN
CYBERPHENOMENOLOGY 11
2.1. Lima Layer Phenomenology 11
2.2. Filsafat Phenomenology sebagai Ajaran Idealisme Plato
(428-427 SM – 348-347 SM) 16
2.3. Worldview Phenomenology: Abad ke-7 – Abad ke-18 17
2.4. Paradigma Phenomenology: Akhir Abad ke-18 – Awal Abad
ke-19 31
2.5. Pendekatan Phenomenology: Akhir Abad ke-18 – Awal Abad
ke-19 32
2.6. Prosedur Phenomenology: 1980 s/d Sekarang 37
2.7. Masa Depan Phenomenology 38
2.8. Landasan Filsafat Cyberphenomenology 40
2.9. Prosedur Cyberphenomenology Bukan Metode Ilmiah 42
2.10. Kemampuan Dasar Peneliti Cyberphenomenology 44
BAGIAN 3
DISKURSUS CYBERPHENOMENOLOGY 49
3.1. Cyberphenomenology: Kritik terhadap Phenomenology 49
3.2. Cyberphenomenology: Sumbangan Netnography 51
3.3. Perbedaan Phenomenology dan Cyberphenomenology 58
3.4. Kemiripan Cyberphenomenology dan Phenomenology 61
3.5. Hubungan Netnography, Phenomenology, dan
Cyberphenomenology 65
3.6. Phenomenology sebagai Postmodern Procedure 71
3.7. Cyberphenomenology sebagai Postcritical Procedure 74
BAGIAN 4
CYBERCOMMUNITY: BASIS SOSIAL CYBERPHENOMENOLOGY 77
4.1. Avatar 77
4.2. Kelengkapan Baru Cybercommunity 80
BAGIAN 5
ASUMSI DAN KARAKTER DASAR CYBERPHENOMENOLOGY 97
5.1. Asumsi Cyberphenomenology 97
5.2. Persepsi Kesadaran Bukan Hanya Fakta Objektif 98
5.3. Kesadaran Aktif 99
5.4. Makna Tidak Pasti 102
5.5. Menggambarkan Struktur Pengalaman 104
5.6. Karakter Cyberphenomenologist 107
5.7. Karakter Cyberphenomenology 109
5.8. Cyberphenomenology Transendental 110
BAGIAN 6
PENGALAMAN, SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN DAN VARIAN
CYBERPHENOMENOLOGY: KRITIK TERHADAP MOUSTAKAS 113
6.1. Studi tentang Pengalaman Hidup Orang-orang 113
6.2. Pengalaman sebagai Subjek Cyberphenomenology 114
6.3. Pengalaman di Cybercommunity 121
6.4. Varian Cyberphenomenology 122
BAGIAN 7
PHENOMENOLOGY MOUSTAKAS DAN TAHAPAN
CYBERPHENOMENOLOGY 145
7.1. Kritik Terhadap Moustakas 145
7.2. Prosedur Cyberphenomenology 157
7.3. Perbedaan Prosedur (Metode) Penelitian Phenomenology
dan Cyberphenomenology 167
BAGIAN 8
DATA DAN METODE PENGUMPULAN DATA:
CYBERPHENOMENOLOGY MENGADAPTASI NETNOGRAPHY 171
8.1. Data (Cyber-data) 171
8.2. Metode Pengumpulan Data 182
8.3. Metode Partisipatoris 187
8.4. Metode Pengumpulan Data Tradisional Lainnya 188
8.5. Catatan Metode Pengumpulan Data Cyberphenomenology 189
8.6. Lima Langkah Pengumpulan Data Media Sosial 191
8.7. Alat Bantu (Tools) Digital 193
8.8. Masalah Kredibilitas dan Triangulasi Data 194
BAGIAN 9
PROSEDUR-METODE ANALISIS DATA 199
9.1. Tumpang Tindih 199
9.2. Tujuh Tradisi Analisis Data Kualitatif 200
9.3. Prosedur Analisis Manual Data 204
9.4. Beberapa Contoh Prosedur Analisis dari Phenomenology 212
BAGIAN 10
ETIKA PENELITIAN CYBERPHENOMENOLOGY 221
10.1. Etika Saat Pengumpulan Data 223
10.2. Etika Saat Analisis Data 226
10.3. Etika Menarik Kesimpulan 227
10.4. Etika Ketika Memublikasikan Hasil Penelitian 227
BAGIAN 11
LAPORAN PENELITIAN CYBERPHENOMENOLOGY 229
11.1. Laporan Cyberphenomenology 229
11.2. Struktur Laporan Cyberphenomenology 231
DAFTAR PUSTAKA 239
DAFTAR ISTILAH 247
DAFTAR INDEKS 255
PROFIL PENULIS 259
Ulasan
Belum ada ulasan.